SINTANG, ZKR- Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Nekodimus telah menyelasikan kegiatan reses II DPRD Sintang masa sidang II tahun 2022. Neko mengunjungi lima desa di Kecamatan Tempunak. Yakni Desa Mensiap Baru, Desa Benua Kencana, Desa Riam Batu, Desa Jaya Mentari dan Desa Pekulai Bersatu.
Ia mengungkapkan bahwa 90 persen masyarakat yang dikunjungi saat reses belum lama ini di Kecamatan Tempunak mengharapkan perbaikan infrastruktur jalan. Saat ini infrastruktur jalan rusak parah dan perlu perbaikan.
“Memang 90 persen rata-rata minta perbaikan jalan. Karena saat ini ketika jalan-jalan rusak, komoditi sawit milik masyarakat tidak terjual. Bagaimana tidak, harga tandan buah segar (TBS) yang murah tidak sebanding dengan biaya angkut. Itu yang jadi masalah,” ungkap Nekodimus Jumat 1 Juli 2022.
“Selain minta jalan saat reses, banyak juga keluhan lain. Untuk masalah telekomunikasi, masyarakat paham bukan kewenangan pemerintah kabupaten. Begitu juga soal listrik. Tapi di Kecamatan Tempunak sebagian besar sudah masuk listrik,” ujarnya.
Politisi rdari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Sintang ini kemudian mengungkapkan harga TBS di pabrik yang sangat rendah. Yakni dikisaran Rp 1200 atau Rp 1400 per kilogram. Meski pemerintah pusat sudah mencabut larangan ekspor CPO, harga TBS belum ada tanda-tanda kenaikan.
“Dengan kondisi TBS yang murah, warga mulai enggan panen maupun melakukan pemeliharaan kebun sawit. Sudahlah harga barang di kampung mahal, TBS murah, ditambah lagi harga BMM jenis solar yang mahal bahkan susah didapat. Belum lagi harga pupuk yang mahal. Kemudian untuk mendapatkan pupuk subsidi sangat susah sekali di pasaran,” ungkap pria ramah ini.
Nekodimus juag mengatakan, ketika akses jalan ke desa-desa rusak parah otomatis angkutan menjadi terhambat. Biaya angkutnya juga jadi lebih mahal.
“Dampaknya, harga-harga barang menjadi semakin mahal pula di kampung. Kondisi ini mulai dikeluhkan masyarakat saat ini,” ujarnya.