SINTANG ZKR. Kurniawan, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sintang, menjadi narasumber dalam Dialog Interaktif Lintas Stakeholder dengan tema “Gagasan Perencanaan Masa Depan Perkotaan Sintang” yang diselenggarakan oleh Bappeda Kabupaten Sintang pada Selasa, 19 November 2024. Acara yang diadakan di Aula Bank Kalbar ini dihadiri oleh berbagai elemen terkait, termasuk akademisi, pemerintah daerah, swasta, dan media. Dialog ini bertujuan untuk menggali gagasan-gagasan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan serta tantangan yang ada di Kota Sintang.
Dalam kesempatan tersebut, Kurniawan menyampaikan materi yang berfokus pada pentingnya kerjasama antara berbagai stakeholder dalam pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Ia mengungkapkan bahwa Kota Sintang saat ini menghadapi beberapa permasalahan yang harus segera ditangani untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih baik dan nyaman untuk warganya.
“Ada tujuh masalah utama yang saat ini sedang dihadapi oleh Kota Sintang, yaitu kemacetan lalu lintas, sampah, longsor, polusi udara, pedagang kaki lima, banjir, dan pemukiman kumuh. Oleh karena itu, konsep pembangunan kota ke depan harus mampu mengatasi masalah-masalah tersebut, dengan menciptakan kota yang maju, inklusif, bercorak kearifan lokal, berkelanjutan, dan produktif,” terang Kurniawan.
Kurniawan juga menjelaskan bahwa dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kalimantan Barat 2025-2045, Kabupaten Sintang didorong untuk menjadi pusat pengembangan ekonomi hijau serta menjadi koridor akses utama menuju Ibukota Nusantara. Dalam hal ini, Pemkab Sintang mengusung konsep Sintang Collaborative Governance, yang melibatkan berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam membangun daerah ini, mulai dari akademisi, swasta, pemerintah daerah, organisasi masyarakat, hingga media massa.
“Pembangunan Sintang ke depan harus melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat. Sintang Collaborative Governance menjadi landasan kami untuk mendorong pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Kami yakin bahwa dengan kerjasama yang solid antara semua stakeholder, kita dapat membangun Sintang menjadi lebih baik,” ujar Kurniawan.
Selain itu, Kurniawan juga menambahkan bahwa untuk meningkatkan citra Kota Sintang, Pemkab Sintang berencana menciptakan beberapa ikon kota yang dapat menjadi daya tarik dan kebanggaan bersama. Di antara ikon-ikon tersebut adalah Jembatan Saka Tiga, Monumen Garuda, Bukit Kelam, Rumah Betang, Rumah Melayu, serta pusat bisnis yang akan dibangun di kawasan eks Lapangan Terbang Susilo (Lapter Susilo).
“Kedepannya, kita bersama-sama mendorong agar Kabupaten Sintang memiliki ikon-ikon hebat yang akan semakin memperkenalkan Kota Sintang kepada dunia. Salah satunya adalah pembangunan Monumen Garuda dan ruang terbuka hijau yang akan dibangun di ujung kawasan Eks Lapter Susilo, dengan luas lahan sekitar 1,8 hektar. Di tempat ini, kita juga akan membangun pusat bisnis yang diharapkan dapat menjadi pusat perekonomian baru di Sintang,” jelas Kurniawan.
Pembangunan ini, lanjut Kurniawan, tidak hanya akan mempercantik wajah kota, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, dengan adanya kawasan pusat bisnis, diharapkan akan muncul peluang baru bagi para pelaku usaha dan membuka lapangan kerja bagi warga Sintang.
Kegiatan dialog interaktif ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara berbagai pihak dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan Kota Sintang yang lebih maju, berkelanjutan, dan mampu menghadapi tantangan masa depan. Kurniawan juga berharap, dengan adanya keterlibatan semua stakeholder, Kabupaten Sintang dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya dalam perencanaan dan pembangunan perkotaan yang berbasis pada kerjasama dan keberlanjutan.
Sumber : Rilis Kominfo sintang