SINTANG.ZKR – Memasuki hari kedua pelaksanaan Pesparani Katolik I Tingkat Kabupaten Sintang, yang digelar pada Selasa, 15 Oktober 2024 di Balai Kenyalang Kompleks Katedral Sintang, panitia menyelenggarakan berbagai lomba yang memperlihatkan semangat dan kreativitas para peserta. Lomba Paduan Suara Orang Muda Katolik, serta lomba Mazmur Anak dan Mazmur Dewasa menjadi acara yang sangat dinantikan dan berjalan dengan meriah.
Lomba Paduan Suara Orang Muda Katolik yang dibuka oleh Matius Pahan Apri, Wakil Ketua II Panitia Pesparani Sintang, diikuti oleh dua kecamatan yakni Kecamatan Sintang dan Binjai Hulu. Setiap tim menyanyikan dua lagu wajib, yakni “Resonet In Laudibus” dan “Kristus Bangkit”.
Kecamatan Sintang tampil pertama, diikuti oleh Kecamatan Binjai Hulu. Setelah para peserta menunjukkan kemampuan vokal mereka, tim juri segera melakukan rekapitulasi nilai, yang menghasilkan Kecamatan Sintang meraih Juara 1 dan Binjai Hulu di posisi Juara 2.
Sementara itu, lomba Mazmur Anak dibuka oleh Agustinus Hatta, Ketua LP3KD Kabupaten Sintang, diikuti oleh enam peserta dari berbagai kecamatan yang semuanya adalah wanita. Para peserta membawakan mazmur dengan tema yang berbeda, yaitu “Hari Raya Natal” untuk Binjai Hulu, Kayan Hilir, Tempunak, dan Serawai, serta mazmur bertajuk “Minggu Adven I” untuk Sepauk dan Sintang.
Setelah para peserta menyelesaikan penampilan mereka, hasil lomba menunjukkan Kayan Hilir meraih Juara 1, diikuti oleh Sintang di Juara 2 dan Serawai yang mendapatkan Juara 3.
Dalam lomba Mazmur Dewasa, yang dibuka oleh Yosepha Hasnah, Pembina LP3KD Kabupaten Sintang, delapan kecamatan ikut berpartisipasi. Semua peserta, yang juga wanita, memilih tiga mazmur yang telah disiapkan oleh panitia, yakni “Kamis Dalam Pekan Suci”, “Hari Raya Natal”, dan “Kamis Putih”.
Beberapa peserta dari Sungai Tebelian, Binjai Hulu, Sepauk, dan Kelam Permai membawakan mazmur “Hari Raya Natal”, sementara peserta asal Ketungau Hilir, Serawai, Kayan Hilir, dan Sintang membawakan mazmur “Kamis Putih”. Penampilan peserta sangat beragam dan menarik perhatian dewan juri.
Yosepha Hasnah berharap bahwa pada Pesparani Katolik II Kabupaten Sintang yang akan digelar pada tahun 2025, jumlah peserta dapat meningkat menjadi 14 kecamatan. “Harapannya adalah agar semua kecamatan bisa berpartisipasi dan mengikuti seluruh jenis perlombaan. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa Pesparani semakin berkembang,” ujarnya.
Helena Darus, juri lomba Mazmur Anak asal Kota Pontianak, menjelaskan bahwa ada empat aspek yang dinilai dalam lomba ini: suara, teknik bernyanyi, pembawaan lagu, dan penampilan. Sementara itu, Blasius Bagung, seorang juri asal Kabupaten Sanggau, menyampaikan apresiasi terhadap anak-anak yang telah berani tampil dalam lomba mazmur anak. Ia juga mengungkapkan bahwa meskipun tidak ada peserta yang tampil sempurna, banyak dari mereka yang menunjukkan bakat luar biasa dalam bagian tertentu. “Kami menilai tidak ada yang tampil 100 persen bagus, tetapi ada yang sangat bagus pada bagian tertentu dan kurang di bagian lainnya. Ini adalah bagian dari proses pembelajaran,” ujar Blasius.
Kegiatan Pesparani Katolik I di Kabupaten Sintang tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat persatuan umat Katolik di Kabupaten Sintang, sekaligus menjadi tempat untuk menunjukkan bakat seni suara dalam kerangka iman.
Dengan semangat yang terus berkembang dan didukung oleh para panitia serta peserta, acara ini berhasil memberikan kesan mendalam bagi setiap yang terlibat. Diharapkan, Pesparani Katolik di tahun-tahun mendatang semakin meriah dengan partisipasi yang lebih luas dari seluruh kecamatan di Kabupaten Sintang, serta semakin mempererat kebersamaan umat Katolik dalam melayani Tuhan melalui seni paduan suara dan mazmur.
Dengan hasil-hasil yang sudah dicapai pada hari kedua, semua peserta kini semakin optimis untuk menyambut hari-hari berikutnya dari acara Pesparani Katolik I yang akan terus dilaksanakan dengan penuh semangat dan kebersamaan.